BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Ketika bahan bakar
minyak (BBM) sebagai energi yang tidak dapat didaur ulang ( non renewable energy ), lama kelamaan
persediaan bahan bakar minyak mulai menipis dan mahal,maka banyak negara
berusaha keras mencari sumber energi alternatif. Negara-negara tersebut tidak
mau terus-menerus bergantung pada BBM yang mahal dan menguras devisa. Selain
tebu dan tanaman lain yang bisa diproses menjadi etanol sebagai pengganti Bahan
Bakar Minyak Bumi (BBM) dan atau pengganti energi fosil ( solar, minyak tanah
dan minyak bakar), ada pula Jarak Pagar
(Jatropha curcas L) yang bisa menjadi sumber energi alternatif dan
menjadi bahan bakar hayati dengan sumber energi terbarukan ( renewable
energy ) atau energi hijau yang terbarukan ( biofuel ). Tanaman Jarak di Indonesia dapat tumbuh dengan
baik karena kesesuaian iklim dan tanah, sehingga tumbuh bisa merata sebagai
gulma. Namun karena hasil dari tanaman ini bisa diolah menjadi produk yang
bernilai ekonomis, maka tanaman ini kini mulai di budidayakan.
Selama ini tanaman jarak pagar hanya ditanam sebagai pagar dan tidak
diusahakan secara khusus. Secara agronomis, tanaman jarak pagar dapat
beradaptasi dengan lahan maupun agroklimat di Indonesia bahkan tanaman ini
dapat tumbuh dengan baik pada kondisi kering (curah hujan < 500 mm per
tahun) maupun pada lahan dengan kesuburan rendah (lahan marjinal dan lahan
kritis). Walaupun tanaman jarak tergolong tanaman yang bandel dan mudah tumbuh,
tetapi ada permasalahan yang dihadapi dalam agribisnis saat ini yaitu belum
adanya varietas atau klon unggul, jumlah ketersediaan benih terbatas, teknik
budidaya yang belum memadai dan sistem pemasaran serta harga yang belum ada
standar (Hariyadi, 2005).
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1) Agar mahasiswa mengetahui bagaimana
cara budidaya Tanaman jarak
2) Mengetahui kandungan kimia buah
jarak, dan
3) Bagaimana cara pembuatan minyak dari
biji jarak
1.3
Manfaat
Manfaat dari makalah ini
yang ingin dicapai yaitu :
1) Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada mahasiswa jurusan
Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Mataram tentang Cara
budidaya tanaman jarak dan proses pembuatan minyak biji jarak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Singkat
Tanaman
jarak diduga berasal dari Ethiopia (Afrika). Masyarakat Indonesia mengenalnya
sejak jaman penjajahan jepang (1942). Jarak pagar dikenal dengan sebutan
RICINUS COMUNIS, atau wonderboom, palma chisti dan lain-lain, berkat sifat atau
khasiatnya yang khas dari tanaman itu sendiri. Diperkirakan bahwa Bangsa Portugis
dan Spanyol adalah yang pertama yang melakukan penanaman/budidaya atas pohon
jarak dan menamakan “Agno Casto” dan oleh bangsa inggris, sesuai dengan logat
bahasanya menjadi/dinamakan “CASTOR”. Dalam bahasa latin pohon jarak diberi
nama RINCUS yang artinya serangga karena bentuk bijinya yang berbintik-bintik
sehingga menyerupai serangga.
Tahun 1928
di Indonesia ada lebih dari 20 jenis (Varietas) pohon jarak, dan selanjutnya masing-masing
dipecah dalam beberapa bagian (klasifikasi). Bagi bangsa Indonesia, tanaman
jarak mempunyai kenangan pahit pada masa pendudukan tentara jepang, karena
semua lapisan masyarakat diharuskan menanam jarak dengan paksa yang secara
keseluruhan hasilnya untuk kepentingan jepang. Sebaliknya bagi dunia teknologi
dalam masa usai perang dunia ke2, minyak jarak mendapat kemajuan-kemajuan pesat
dibidang penerapannya.
Daerah
Nusa Tenggara Barat (NTB) mempunyai potensi yang cukup besar dalam pengembangn
komoditi jarak dilihat dari lahan yang tersedia dan iklim yang menunnjang. Luas
lahan kering yaitu lading dan tegalan 167.672 Ha dan Padang rumput,alang-alang
112.253 Ha.
Rata-rata
curah hujan pulau Lombok 1.546,52 mm/tahun dengan 4 bulan kering
(juni-september) dan 6 bulan basah (November-april). Rata-rata curah hujan
pulau Sumbawa 1.143,30 mm/tahun dengan 6 bulan kering (mei-oktober) dan 5 bulan
basah (November-maret).
2.2 Jenis dan Morfologi
Jarak Pagar juga dikenal
dengan nama jarak budeg, jarak gundul, atau jarak cina. Tanaman yang berasal
dari daerah tropis di Amerika Tengah ini tahan kekeringan dan tumbuh dengan cepat.
Jarak Pagar berbeda dengan
Jarak kaliki atau Jarak kepyar atau Jarak kosta (Ricinus communis), yang
mempunyai ciri seperti tanaman singkong racun, buahnya berbulu seperti
rambutan. Jarak kepyar juga menghasilkan minyak dan digunakan sebagai bahan
baku atau bahan tambahan industri cat vernis, plastik, farmasi, dan kosmetika,
sehingga sudah lama dibudidayakan secara komersial di Indonesia. Akan tetapi,
minyak jarak kepyar tidak cocok digunakan sebagai bahan bakar biofuel karena
terlalu kental, jadi hanya bisa digunakan sebagai pelumas.
Jarak kaliki (Ricinus
communis), merupakan tanaman tahunan berumur pendek ( bianual), berbuah
setahun sekali ( terminal ), sedangkan jarak pagar ( Jatropha curcas ) mampu berbuah terus menerus apabila Agroklimatnya
mendukung.
Jarak pagar mempunyai sosok
yang kekar, batang berkayu bulat dan mengandung banyak getah. Tinggi mencapai 5
meter dan mampu hidup sampai 50 tahun. Daun tunggal, lebar, menjari dengan sisi
berlekuk-lekuk sebanyak 3 – 5 buah., bunga berwarna kuning kehijauan, berupa
bunga majemuk berbentuk malai, berumah satu dan uniseksual, kadang-kadang
ditemukan bunga hermaprodit. Jumlah bunga betina 4 – 5 kali lebih banyak
daripada bunga jantan. Buah berbentuk buah kendaga, oval atau bulat telur, berupa buah kotak berdiameter 2
– 4 cm dengan permukaan tidak berbulu ( gundul ) dan berwarna hijau ketika
masih muda dan setelah tua kuning
kecoklatan. Buah jarak tidak masak
serentak Buah jarak pagar terbagi menjadi 3 ruangan, masing-masing ruangan 1
biji. Biji berbentuk bulat lonjong berwarna cokelat kehitaman dengan ukuran
panjang 2 cm, tebal 1 cm, dan berat 0,4 – 0,6 gram/biji. Jenis
ini berbuah terus menerus (tahunan).
Jenis jarak ini yang dianjurkan
ditanam, yaitu:
- Asembagus 22 : kandungan minyak 55-57%
- Asembagus 60 : kandungan minyak 48-52%
- Asembagus 81 : kandungan minyak 51-54%
Komposisi biji jarak terdiri dari 20% kulit dan 80% biji (daging), mengandung 40-60% minyak. Kandungan minyak mentahnya 32-48% dan sisanya adalah ampas. Jarak pagar termasuk dalam familia Euphorbiaceae satu famili dengan tanaman karet dan ubikayu. Adapun klssifikasi Jarak pagar sebagai berikut :
- Asembagus 22 : kandungan minyak 55-57%
- Asembagus 60 : kandungan minyak 48-52%
- Asembagus 81 : kandungan minyak 51-54%
Komposisi biji jarak terdiri dari 20% kulit dan 80% biji (daging), mengandung 40-60% minyak. Kandungan minyak mentahnya 32-48% dan sisanya adalah ampas. Jarak pagar termasuk dalam familia Euphorbiaceae satu famili dengan tanaman karet dan ubikayu. Adapun klssifikasi Jarak pagar sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha curcas
L.
Jarak Pagar dapat ditemukan
tumbuh subur di berbagai tempat di Indonesia. Umumnya terdapat di pagar-pagar
rumah dan kebun atau sepanjang tepi jalan, tapi jarang ditemui berupa hamparan.
Tanaman Jarak pagar berbentuk pohon kecil maupun belukar besar yang tingginya
mencapai lima meter. Cabang-cabang pohon ini bergetah dan dapat diperbanyak
dengan biji, setek atau kultur jaringan dan mulai berbuah delapan bulan setelah
ditanam dengan produktivitas 0,5 – 1,0 ton biji kering/ha/tahun. Selanjutnya
akan meningkat secara bertahap dan akan stabil sekitar 5 ton pada tahun ke lima
setelah tanam.
2.3 BUDIDAYA
2.3.1 Persyaratan
Lingkungan
Tanaman
jarak sebagai tanaman yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang sangat kritis
dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Agar pertumbuhannya optimal maka diperlukan Latitut 50º LU – 40º LS, Altitut 0 – 2000 m
dpl, suhu berkisar antara 18º- 30oC. Pada daerah dengan suhu rendah
( <18oC) menghambat pertumbuhan, sedangkan pada suhu tinggi (
> 35oC) menyebabkan gugur daun dan bunga, buah kering sehingga
produksi menurun. Curah hujan antara 300 mm – 1200 mm per tahun. Dapat tumbuh
pada daerah yang kurang subur tetapi drainase baik tidak teergenag dan pH tanah
antara 5,0 – 6,5.
2.3.2 Persiapan Lahan
Kegiatan
persiapan lahan meliputi pembukaan lahan (land
clearing), pengajiran dan pembuatan lubang tanam. Lahan yang akan ditanami
dibersihkan dari semak belukar terutama disekitar calon tempat tanam.
Pengajiran dilakukan dengan menancapkan ajir (bisa dari bambu atau batang kayu)
dengan jarak tanam disesuaikan dengan rencana populasi tanaman yang
dikehendaki. Penanaman dengan jarak tanam 2.0 m x 3.0 m di dapatkan populasi
sebanyak 1600 pohon/ha), jarak tanam 2.0 m x 2.0 m didapatkan populasi
sebanyak 2500 pohon/ha) atau jarak tanam
1.5 m x 2.0 m didapatkan populasi sebanyak 3300 pohon/ha). Pada areal yang
miring sebaiknya digunakan sistem kontur dengan jarak dalam barisan 1.5 m.
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x
40 cm x 40 cm.
2.3.3 Pembibitan
Bahan tanam dapat berasal dari
stek cabang atau batang, maupun benih. Bahkan penyediaan bibit dengan tekhnik
kultur jaringan dimungkinkan. Jika menggunakan setek dipilih cabang atau batang
yang telah cukup berkayu. Sedangkan untuk benih dipilih dari biji yang telah
cukup tua yaitu diambil dari buah yang telah masak biasanya berwarna hitam.
Pada saat ini di Indonesia belum ada varietas maupun klon unggul jarak pagar, sehingga sumber benih masih
mengandalkan pengumpulan petani. Peluang untuk penelitian ke arah ini masih
sangat luas sehingga menjadi tantangan bagi perguruan tinggi maupun lembaga
atau balai penelitian.
Pembibitan dapat dilakukan di
polibag atau di bedengan. Setiap polibag diisi media tanam berupa tanah lapisan
atas (top soil) dan dicampur pupuk kandang. Setiap polibag ditanami 1 (satu)
benih. Tempat pembibitan diberi naungan / atap dengan bahan dapat berupa daun
kelapa, jerami atau paranet. Lama di pembibitan 2 - 3 bulan. Kegiatan yang
dilakukan selama pembibitan antara lain penyiraman (setiap hari 2 kali pagi dan
sore), penyiangan dengan melakukan pembersihan gulma sekitar tanaman dan
seleksi dengan memilih bibit yang pertumbuhannya baik.
Pemilihan bibit tanaman Jarak
pagar seharusnya mempertimbangkan tujuan dari penanaman itu sendiri. Untuk
tujuan produksi bibit yang digunakan tidak harus berasal dari biji, karena umur
panen bibit asal stek lebih cepat daripada biji. Sedangkan untuk tujuan
konservasi memang disarankan bibit asal biji karena perakaran lebih kuat. Disamping itu kondisi kemiringan lahan
juga menentukan jenis bibit yang dipakai.
Dianjurkan kepada calon
penanam untuk mengkonsultasikan dahulu aspek-aspek yang berhubungan dengan
teknis budidaya, desain kebun, aspek biaya dll.kepada yang lebih mengetahui
bidangnya. Dengan teknis yang
benar sesungguhnya tidak harus anda menggunakan bibit yang bertunas, tetapi
bibit stek yang belum bertunaspun bisa menyamai asal dengan perlakuan yang
tepat
Untuk mendapatkan
hasil Jarak pagar yang maksimal, maka didalam mencari bibit, harus benar-benar
melihat beberapa faktor keberhasilan, seperti bibit jarak tidak dapat diambil
dari pohon induk yang tidak berbuah terutama bibit yang berasal dari stek,
karena hasil penelitian telah membuktikan bahwa bibit stek dari pohon induk yang
tidak berbuah, maka setelah tanaman dewasa tidak berbuah juga, jika pohon induk
hanya berbuah 1-3 buah hasil bibitpun sama, oleh karena itu, jika mau beli
bibit, harus betul-betul memperhatikan varietas pohon induk, jika tidak
hasilnya akan merugikan. Stek tidak baik diambil dari pucuk / batang muda, tapi
dari batang yang sudah tua dengan diameter batang sekitar 2-3 Cm.
2.3.4 Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal
atau selama musin penghujan sehingga kebutuhan air bagi tanaman cukup tersedia.
Bibit yang ditanam dipilih yang sehat dan cukup kuat serta tinggi bibit sekitar
50 cm atau lebih. Saat penanaman tanah disekitar batang tanaman dipadatkan dan
permukaannya dibuat agak cembung.
Penanaman dapat juga dilakukan secara langsung di
lapangan (tanpa pembibitan) dengan menggunakan stek cabang atau batang.
Dalam budidaya tanaman jarak
pagar disarankan menerapkan sistem tumpangsari dengan tanaman lain seperti
jagung, wijen, atau padi ladang sehingga selain mengurangi resiko serangan hama
penyakit juga diversivikasi hasil. Jika pola penanaman dengan tumpangsari maka
jarak tanam digunakan jarak agak lebar misalnya 2.0 m x 3.0 m
2.3.5 Pemupukan
Pada prinsipnya
pemberian pupuk bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
Jenis dan dosis pupuk yang diperlukan disesuaikan dengan tingkat kesu buran
tanah setempat. Belum ada dosis rekomendasi khusus untuk tanaman jarak pagar.
Jika diasumsikan pemupukan sama dengan jarak kepyar maka dosis pupuk untuk tana
man Jarak pagar per Ha : 80 kg N, 18 kg P2O5, 32 kg K2O,
12 kg CaO dan 10 kg MgO. Pupuk N diberikan pada saat tanam dan umur 28 hari
setelah tanam (HST), sedangkan pupuk P, K, Ca dan Mg diberikan saat tanam
Pemberian pupuk organik disarankan untuk memperbaiki struktur tanah.
Jenis
Pupuk
|
Dosis (kg/ha)
|
Waktu
Pemupukan
|
Urea
|
50
|
Saat
tanam
|
SP-36
|
75
|
Saat
tanam
|
KCl
|
50
|
2
minggu setelah tanam
|
Urea
|
100
|
1
bulan setelah tanam
|
Catatan : tidak berlaku mutlak/bervariasi untuk masing
- masing daerah.
2.3.6 Pemangkasan
Pemangkasan
dilakukan bertujuan untuk meningkatkan jumlah cabang produktif. Pemangkasan
batang dapat mulai dilakukan pada ketinggian sekitar 20 cm dari permukaan tanah
untuk meningkatkan jumlah cabang. Pemangkasan dilakukan pada bagian batang yang
telah cukup berkayu (warna coklat keabu-abuan).
2.3.7 Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman jarak
pagar yang ditanam petani di Indonesia umumnya sedikit atau hampir tidak ada
serangan hama dan penyakit. Hal ini kemungkinan disebabkan sistem penana mannya
yang umumnya dicampur dengan tanaman lain seperti gamal (Glyrecidia macu lata) dan
waru. Jika penanaman dilakukan secara luas apalagi dengan sistem monokultur
diduga akan timbul serangan hama dan penyakit.
Pada sistem
penanaman jarak di Tanzania dan Nicaragua dilaporkan adanya serangan serangga
pada inflorecent bunga dan buah serta serangan rayap pada pangkal batang. Untuk
itu pengendalian dapat dilakukan secara teknis maupun kimia.
2.3.8 Panen
Panen pertama akan
dimulai umur tanaman 8-9 bulan dan akan terus menerus berbuah sepanjang tahun.
produksi puncak akan dimulai tahun ke-5 di bawah lima tahun produksi nya belum
maksimal dan akan terus meningkat.
Besar panen dalam
1 ha tergantung banyak faktor, diantaranya kerapatan tanaman, intensitas sinar
matahari, kesuburan tanah, cara pemeliharaan dsb, hanya sebagai gambaran
produksi per Ha akan berkisar antara 10 sampai dengan 20 ton per tahun.
Tanaman jarak
pagar (Jatropha curcas) mulai
berbunga setelah umur 3 - 4 bulan, sedangkan pembentukan buah mulai pada umur 4
- 5 bulan. Pemanenan dilakukan jika buah telah masak, dicirikan kulit buah
berwarna kuning dan kemudian mulai mengering. Biasanya buah masak setelah
berumur 5 - 6 bulan. Tanaman jarak pagar merupakan tanaman tahunan yang dapat
hidup lebih dari 20 tahun apabila dipelihara dengan baik.
Pemanenan dengan
cara memetik buah yang telah masak dengan tangan atau gunting. Produktivitas
tanaman jarak berkisar antara 3.5 - 4.5 kg biji / pohon / tahun. Produksi akan
stabil setelah tanaman berumur lebih dari 1 tahun. Dengan tingkat populasi
tanaman antara 2500 - 3300 pohon / ha, maka tingkat produktivitas antara 8 - 15
ton biji / ha. Jika rendemen minyak sebesar 35 % maka setiap ha lahan dapat
diperoleh 2.5 - 5 ton minyak / ha / tahun.
2.4 Perhitungan ekonomis
Aspek ekonomis
tanaman jarak pagar lebih rendah dari tanaman padi, jadi tidak direkomendasi
untuk lahan pesawahan
Harga bibit biji atau stek.
Harga bibit stek
Rp 400,- per polybag, batangan hanya Rp 120 per stek batang.
harga biji higrade Rp 21 per butir,
sedangkan kualitas campur sekitar Rp 20.000 per kg harga minyak jarak dan
biodiesel (setelah di olah)
Bila sudah
produksi masal harga minyak jarak sekitar Rp 1.500 sampai dengan Rp 1.800
sedangkan biodieselnya sekitar Rp 3.500, sampai dengan Rp 4.200 tergantung
skala produksi dan kemampuan menekan cost. tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
penanaman, pemeliharaan dan panen akan berbeda beda dalam hal jumlah tenaga
yang dibutuhkan. Untuk penanaman cukup dengan 2 orang per hektar, bisa
dikerjakan 1 minggu dengan 2500 pohon diluar land clearing, untuk pemeliharaan 1 orang bisa memelihara 10 sampai
dengan 20 Ha lahan, kalau dengan teknologi yang tepat hanya 1 orang bisa
memelihara sampai 50 ha.
2.5 TIPS
Tanaman Jarak
termasuk tanaman beracun, terutama
bijinya mengandung racun forbol yang dapat menyebabkan muntah / pencahar yang
sangat kuat apabila biji jarak pagar termakan. Dilarang keras mendekatkan biji
jarak dengan makanan apalagi memberikan kepada anak-anak untuk mainan
dikhawatirkan biji akan dimakan oleh anak.
2.6 Manfaat
a.
Obat beberapa penyakit
Di zaman penjajahan Jepang, orang dipaksa menanam jarak pagar untuk diambil
minyaknya sebagai bahan bakar kapal dan pelumas senjata. Secara tradisional,
masyarakat Jawa sebetulnya biasa memanfaatkan daun serta minyak buah jarak
untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan, yakni sebagai obat tradisional
sakit perut/diare, penurun
panas, gatal, dan borok kronis. Selain iu, jarak pagar juga bisa
digunakan untuk mengobati luka gores/berdarah. Jarak pagar terbukti meningkatkan produktivitas ayam petelur serta
mengindikasikan adanya manfaat yang lebih hebat daripada Viagra, yang harus
diimpor dengan harga mahal.
b. Bahan Bakar
Jatropha curcas alias jarak pagar sudah dikenal luas oleh
masyarakat pedesaan. Tumbuhan bernama Cina, Ma feng shu ini, biasa ditanam
sebagai pagar rumah, di kebun, atau di makam. Di Sumatera, tanaman ini bernama
Nawaih nawas, jarak kosta di Sulawesi, Lulu nau (Nusa Tenggara), dan Muun mav
(Maluku). Pada zaman
penjajahan Jepang, rakyat dipaksa menanam pohon jarak. Minyaknya diambil untuk
digunakan sebagai bahan bakar kapal dan pelumas senjata.
Oleh banyak
petani tanaman hias di Jakarta, tanaman berfamili Euphorbiaceae ini dijadikan
bahan kawinan dengan pohon lain. Contohnya dengan pohon batavia dan beringin putih.
c.
Manfaat untuk Bayi
Akibat buang air, berat badan bayi akan mudah menyusut. Dokter biasanya
akan mengobservasi mengapa bayi jatuh sakit, apakah mungkin akibat makanan atau
minuman yang dikonsumsi sang ibu, cuaca dingin, atau sebab lain. Secara
empiris, balita yang sakit mencret dapat disembuhkan dengan daun jarak pagar.
Caranya, petiklah tiga lembar daun jarak, terutama yang masih hijau dan
segar. Olesi daun jarak itu dengan minyak kelapa secara merata di bagian
atasnya. Setelah itu, panggang di atas kompor selama beberapa detik hingga
tampak layu.
Tempelkan daun jarak tersebut di perut bayi, tentunya setelah daun terasa
hangat. Tiga lembar daun itu sebaiknya ditaruh melebar, sehingga bisa menutupi
seluruh bagian perut bayi.
Sinse David mengingatkan, jangan lupa untuk membedong atau membalut perut bayi memakai kain. Setelah beberapa menit, lebih baik lagi jika bayi sudah terbangun dari tidur pulas, bukalah bedong tersebut. Biasanya daun jarak tadi sudah mengering, dan bisa dibuang.
Sinse David mengingatkan, jangan lupa untuk membedong atau membalut perut bayi memakai kain. Setelah beberapa menit, lebih baik lagi jika bayi sudah terbangun dari tidur pulas, bukalah bedong tersebut. Biasanya daun jarak tadi sudah mengering, dan bisa dibuang.
d.
Antipiretik
Jarak pagar merupakan tumbuhan yang berasal dari kawasan tropis dan
subtropis, dan tumbuh subur di kawasan Amerika Selatan, Amerika Utara, Afrika,
dan di Asia. Tinggi pohon ini berkisar 4-5 meter dengan ranting yang mengandung
banyak cairan getah.
Lebar daunnya kira-kira 15 cm. Bunganya kecil berwarna kuning kehijauan dan
tumbuh berkelompok. Buahnya berbentuk bujur telur, licin, dan akan berganti
warna, dari hijau ke kuning. Bila kering menjadi berwarna hitam. Bila telah
masak, akan merekah dan mengeluarkan biji berwarna hitam.
Dijelaskan Dr. A. Setiawan Wirian, salah seorang pendiri Himpunan Pengobat
Tradisional dan Akupuntur se-Indonesia (HIPTRI), jarak pagar berkhasiat sebagai
pencahar dan toksik lektin. Tanaman yang dikembangbiakkan dengan biji dan stek
batang ini mempunyai rasa pahit, astrigent, sejuk, beracun.
Masih kata Dr. Wirian, jarak pagar juga mampu melancarkan darah (stagnant
blood dispelling), menghilangkan bengkak (antiswelling), menghentikan
perdarahan (hemostatik), serta menghilangkan gatal (antipruritik). Tanaman ini
mengandung n-l-triakontanol, alpha-amirin, kampesterol, stigmast-5-ene-3 beta,
7 alpha-diol, stigmasterol, beta-sitosterol, iso-viteksin, viteksin,
7-keto-beta sitosterol, dan HCN.
Di India, menurut pakar pohon jarak pagar dari Institut Teknologi Bandung,
Dr. Ir. Robert Manurung, minyak jarak telah diadopsi sebagai minyak bakar mesin
kereta api.
Selama ini, petani Indonesia hanya memanfaatkan pohon jarak pagar sebagai
tumbuhan pagar atau pembatas sawah karena dianggap tidak ekonomis. Daun dan buahnya
pun cuma digunakan untuk pakan ternak.
BAB III
3.1 KONVERSI
JARAK PAGAR
Konversi jarak pagar kedalam energi terbaharukan
akan menghasilkan produk berupa bahan bakar padat, cair dan gas. Masing-masing
produk diambil dari bagian jarak pagar yaitu cangkang dan limbah untuk bahan
bakar padat. inti biji untuk cair dengan pemerasan, sedangkan gas melalui
proses anaerobic digestion ketiganya
ditambah dengan daging buah dan menghasilkan gas methane.
A. Bahan bakar cair (liquid biofuels)
Bahan bakar cair merupakan produk utama dari jarak
pagar yang terdiri dari cruide jatropha oil (CJO), minyak jarak murni atau pure plant oil (PPO) dan biodiesel.
Untuk menghasilkan beberapa bahan bakar diatas dibutuhkan inti biji dari jarak
pagar. Beberapa industri pengolahan bahan bakar cair mengikutkan cangkang inti
biji untuk proses, sehingga tidak diperlukan proses pengelupasan cangkang dari
inti buah.
Ekstraksi minyak jarak dari inti buah atau inti
buah dan cangkang dilakukan dengan menggunakan alat pengepresan bisa
menggunakan press tipe hidrolik (hydraulic
pressing) maupun press tipe ulir (expeller
pressing). Masing masing jenis press memiliki kelebihan dan kekurangan.
Seperti kapasitas, jumlah rendeman dan inti buah murni atau campuran. Inti buah
jarak yang telah kering dimasukan kedalam mesin press, produknya berupa minyak
cair dan membutuhkan penyaringan untuk menghilangkan sludge dari hasil
ekstraksi. Hasil dari press dan penyaringan berupa minyak mentah jarak pagar
atau CJO (cruide jatropha oil).
Minyak CJO dapat diaplikasikan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah,.
Dapat di bakar langsung dengan spesifikasi kompor tertentu atau dicampur dengan
minyak tanah untuk menurunkan viskositasnya.
I. Proses Pembuatan Crude Jatropha Oil (CJO)
Tahap ini menghasilkan Crude Jatropha Oil (JCO), yang
selanjutnya akan diproses menjadi Jatropha Oil (JO). Rendemen (ampas) yang
berbentuk padatan setelah ekstrasi minyak dari biji dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan pupuk organik.
a.
Biji jarak dibersihkan dari
kotoran dengan cara dicuci secara manual atau masinal (dengan mesin).
b.
Biji direndam sekitar 5 menit
di dalam air mendidih, kemudian ditiriskan sampai air tidak menetes lagi.
c.
Biji dikeringkan dengan
menggunakan alat pengering atau dijemur di bawah matahari sampai cukup kering,
kemudian biji tersebut dimasukkan ke dalam mesin pemisah untuk memisahkan
daging biji dari kulit bijinya.
d.
Daging biji yang telah
terpisah dari kulitnya, digiling dan siap untuk dipres. Lama tenggang waktu
dari penggilingan ke pengepresan diupayakan sesingkat mungkin untuk menghindari
oksidasi.
e.
Proses pengepresan biasanya
meninggalkan ampas yang masih mengandung 7 – 10 % minyak. Oleh sebab itu, ampas
dari proses pengepresan dilakukan proses ekstraksi pelarut, sehingga ampasnya
hanya mengandung minyak kurang dari 0,1% dari berat keringnya. Pelarut yang
biasa digunakan adalah pelarut n – heksan dengan rentang didih 60 – 70 °C.
II.
Proses Pembuatan Biodiesel
JCO merupakan minyak
kasar yang belum dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel karena JCO harus mleati
dua tahap lagi untuk menjadi biodiesel/alternatif BBM. JCO harus melewati tahap
:
1) Reaksi
Esterifikasi
CJO mempunyai komponen utama berupa trigliserida dan
asam lemak bebas. Asam lemak bebas harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak
mengganggu reaksi pembuatan biodiesel (reaksi transesterifikasi). Penghilangan
asam lemak bebas ini dapat dilakukan melalui reaksi esterifikasi. Secara umum
reaksi esterifikasi adalah sebagai berikut.
Pada reaksi ini asam lemak bebas direaksikan
dengan metanol menjadi biodiesel sehingga tidak mengurangi perolehan biodiesel.
Tahap ini menghasilkan Jatropha Oil (JO) yang sudah tidak mengandung
asam lemak bebas, sehingga dapat dikonversi menjadi biodiesel melalui reaksi
transesterifikasi.
2) Reaksi
Transesterifikasi
Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi utama
dalam pembuatan biodiesel. Secara umum reaksi transesterifikasi adalah sebagai
berikut.
Pada reaksi ini, trigliserida (minyak) bereaksi
dengan metanol dalam katalis basa untuk menghasilkan biodiesel dan gliserol
(gliserin). Sampai tahap ini, pembuatan biodiesel telah selesai dan dapat
digunakan sebagai bahan bakar yang mengurangi pemakaian solar.
Produk sampingan dari proses trans-esterifikasi
(metilasi) dapat diperdagangkan sebagai bahan baku industri yang memanfaatkan
asam lemak, seperti kertas berkualitas tinggi (high quality paper),
pil energi, sabun, kosmetik, obat batuk, dan agen pelembap pada tembakau.
Proses pengolahan jarak
pagar menjadi bahan bakar cair
Melalui proses pemurnian dengan menggunakan
esterifikasi dan transesteriikasi akan dihasilkan bahan bakar cair berupa
biodiesel. Sedangkan melalalui proses deasifikasi atau penetralan akan
dihasilkan minyak jarak murni atau pure plant oil (PPO). Produk pendamping dari
proses ini adalah bungkil dan sludge yang akan diproses kembali menjadi bahan
bakar padat ataupun gas.
B. Bahan bakar padat (solid biofuels)
Dalam bagian biji jarak pagar yang terdiri dari
inti biji dan cangkang memiliki kandungan minyak 25 - 35 % sehingga masih
menyisakan bagian limbah yaitu sludge dan bungkil sebesar 75 - 65 %. Limbah
tersebut dapat diproses menjadi bahan bakar dengan proses densifikasi, baik
karbonisasi maupun non-karbonisasi. Pada proses karbonisasi, sebelum limbah
diproses densifikasi, dimasukan ke dalam reaktor karbonisasi untuk
menghilangkan moisture (kandungan
air), volatile mater (zat terbang), serta tar. Sedangkan proses
non-karbonisai limbah hasil proses ekstraksi langsung dilakukan densifikasi
dibentuk briket menggunakan alat press tipe hidrolik maupun ulir. Hasil
densifikasi berupa briket yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar padat.
Briket langsung dibakar kedalam tungku atau kompor .
Proses pengolahan jarak pagar menjadi
bahan bakar padat
c. Bahan bakar gas (anerobic digestion)
Proses anaerobic
digestion yaitu proses dengan melibatkan
mikroorganisme tanpa kehadiran oksigen dalam suatu digester. Proses ini
menghasilkan gas produk berupa metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) serta
beberapa gas yang jumlahnya kecil, seperti H2, N2, dan H2S. Proses ini bisa diklasifikasikan menjadi dua
macam yaitu anaerobic digestion kering dan basah. Perbedaan dari kedua proses
anaerobik ini adalah kandungan biomassa dalam campuran air. Pada anaerobik kering memiliki kandungan
biomassa 25 - 30 % sedangkan untuk jenis basah memiliki kandungan biomassa
kurang dari 15 % (Sing dan Misra, 2005).
Limbah jarak pagar, bungkil dan sludge selain
dapat dijadikan bahan bakar padat dengan densification seperti diatas, juga
dapat di konversi kedalam bahan bakar gas melalui proses anaerobic digestion.
Selain itu, daging buah jarak pagar dapat juga dimasukan kedalam digester untuk
menghasilkan biogas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Di tengah isu menipisnya cadangan minyak bumi dunia dan melambungnya
harga BBM di tanah Air,kehadiran bahan bakar alternatif,seperti biodiesel
sangat diharapkan.Adalah jarak pagar (Jatropha curcas),tanaman yang dulunya
dikenal luas sebagai tanaman pagar dipekarangan ini ternyata menyimpan potensi
menjanjikan sebagai pengganti bahan bakar diesel.Tak heran jika upaya untuk
membudidayakan tanaman ini mulai gencar dilakukan.Selain upaya budi
daya,peluang yang tak kalah menariknya adalah membuat sendiri minyak biodiesel
jarak pagar.Biodiesel mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan bahan
bakar diesel dari minyak bumi.Bahan bakar biodiesel dapat diperbaharui.Selain itu,juga
dapat memperkuat perekonomian negara dan menciptakan lapangan kerja.Biodiesel
merupakan bahan bakar ideal untuk industri transportasi karena dapat digunakan
pada berbagai mesin diesel,termasuk mesin-mesin pertanian.
4.2 Saran
1
Sebagai mahasiswa-mahasiswi kita harus dapat
berperan sebagai perantara pembaharuan
(egent of modernization)dalam upaya membangun generasi muda yang lebih kreatif.
2
Sebagai mahasiswa-mahasiswi yang mempunyai
intelektualitas yang tinggi harus dapat menjadi pemikir dan memberikan gagasan
dalam menghadapi masalah dunia yang mengglobal.
3
Sebagai mahasiswa-mahasiswi dengan adanya IPTEK,
teknologi pemanfaatan beraneka ragam sumber daya tersebut harus dikembangkan
guna mencapai tujuan bersama.
DAFTAR
PUSTAKA
Alamsyah, A.N. 2006. Biodesel Jarak Pagar. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Anonim, 2006. Pengembangan dan Pemanfaatan Jarak pagar ( Jatropha curcas L.). Pusat
Penelitian dan Pengambangan Perkebunan. Bogor.
Anonim, 2007. Budidaya Tanaman Jarak pagar (Jatropha
curcas L ) Sebagai sumber alternatif
Biofuel . Puslitbang Perkebunan .Bogor.
Prihandana, R dan
Hendroko,R. 2006. Petunjuk Budidaya Jarak pagar. Agromedia. Jakarta.
Susilo, B. 2006. Biodesel, Inovasi dan Technologi.
Trubus Agrisarana. Surabaya.
Syarief,E.2004.Melawan Ketergantungan pada Minyak Bumi.Insist
Press.Yogyakarta.
Barmawi.1983.Perkembangan IPA dan Teknologi.Solo:UNS
Prees.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar