BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Terung atau Eggplant atau
Aubergin (Solanum Melongena l) merupakan tanaman asli daerah tropis.
Tanaman ini diduga berasal dari benua Asia, terutama India dan Birma. Daerah
penyebaran tanaman terung pada mulanya terkonsentrasi dibeberapa negara
(wilayah), antara lain di Karibia, Malaysia, Afrika Barat, Afrika Tengah,
Afrika Timur, dan Amerika Selatan. Lambat laun tanaman ini menyebar ke seluruh
dunia, baik negara-negara yang beriklim panas (tropis) maupun iklim sedang (sub
tropis). Pengembangan budi daya terung paling pesat di Asia Tenggara, termasuk
di Indonesia.
Buah terung adalah jenis sayuran yang sangat populer dan disukai
oleh banyak orang. Selain karena rasanya enak dan lezat untuk dimakan khususnya
dijadikan sebagai bahan sayuran atau lalapan, juga mengandung gizi yang cukup
tinggi, terutama kandungan Vit A sebesar 30,0 SI dan Fosfor sebesar 37,0 mg per
100 g buah terung. Komoditas terung ini cukup potensial untuk dikembangkan
sebagai penyumbang terhadap keanekaragaman bahan pangan bergizi bagi penduduk.
Terung merupakan produk hortikultura yang bersifat mudah rusak apabila tidak
ditangani secara tepat dan benar. Oleh karena itu, usaha pengolahan terung
menjadi beberapa produk olahan makanan merupakan suatu alternatif yang cocok
untuk dilakukan. Di samping dapat mencegah terung mengalami penurunan kualitas
(pembusukan), juga dapat meningkatkan nilai ekonomis terung.
Terung dilihat dari nilai ekonomisnya sangat murah di pasaran,
mudah didapat dan sepanjang tahun ada, karena jumlah yang melimpah tersebut
maka harga terung menjadi sangat murah yaitu Rp 1500,00 – Rp 2000,00 per
kg-nya. harga murah tersebut apabila terung digunakan sebagai bahan dalam
pembuatan dodol nilai ekonomis terung ikut meningkat. terung merupakan tanaman buah yang selalu ada
sepanjang tahun, sangat melimpah di pasaran sehingga mudah didapat apalagi saat
panen. terung yang banyak dijumpai di pasaran biasanya terung jenis kopek
dengan warna ungu dan hijau keputihan dengan bentuk bulat panjang (silinder)
dan besar dengan diameter 4 – 6 untuk terung warna ungu dan 6 – 10 untuk terung
warna hijau keputihan
Sebagian besar masyarakat umumnya baru mengenal dan memanfaatkan
terung sebagai bahan sayuran dalam hidangan atau menu pelengkap sehari-hari.
Buah terung yang digoreng dapat dihidangkan dengan sambal terasi, selain
sebagai bahan sayur buah terung dapat digunakan sebagai obat tradisional.
Jenang atau dodol merupakan salah satu jenis makanan tradisional
yang cukup populer di Indonesia. Dodol ini dibuat dicampuran antara tepung
ketan, gula merah, dan santan kelapa yang di didihkan sampai kental. Makanan
ini memiliki rasa manis dan gurih, berwarna coklat, bertekstur lunak sehingga
digolongkan sebagai makanan semi basah. Aneka dodol buah- buahan seperti dodol
nanas, dodol pisang, dodol apel dan sebagainya sudah banyak dibuat.
Dodol yang dibuat dari bahan terung kemungkinan dapat menambah
keanekaragaman dodol yang telah ada di pasaran. Selain itu, juga meningkatkan
nilai ekonomis terung tersebut.
Berdasarkan alasan tersebut, penulis memilih judul Tugas TPH Buah
dan Sayur Pembuatan Dodol Dari Terung. Adapun alasan dalam pemilihan judul
adalah sebagai berikut:
1. Menambah keanekaragaman produk makanan dari terung.
2. Ingin membuat dodol terung yang enak dan hasilnya dapat diterima
masyarakat.
3. Ingin memanfaatkan terung sebagai bahan dalam pembuatan
dodol.
4. Meningkatkan nilai jual
terung.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat terhadap dodol terung
dilihat dari
aspek warna, aroma, rasa dan tekstur.
2. Bagaimana perbandingan yang
tepat antara campuran terung dengan
tepung ketan untuk membuat
dodol terung yang berkualitas baik.
3. Bagaimana kandungan protein dan lemak yang terdapat pada dodol
terung.
1.3 Tujuan
Tujuan dipercobaan tugas akhir yang ingin dicapai adalah:
1. Mengetahui tingkat kesukaan
masyarakat terhadap dodol terung dilihat dari aspek warna, aroma, rasa dan
tekstur.
2. Mengetahui perbandingan yang
tepat dalam penggunaan komposisi bahan terung dan tepung ketan untuk
menghasilkan dodol yang berkualitas baik ditinjau dari aspek warna, aroma, rasa
dan tekstur.
3. Mengetahui kandungan protein dan lemak dodol terung.
1.4 Manfaat
Manfaat dari percobaan Tugas
yang ingin dicapai:
1. Memberikan sumbangan kepada dunia teknologi khususnya di bidang
pangan
tentang alternatif
penganekaragaman terung.
2. Memberikan wawasan dan pengetahuan baru kepada mahasiswa jurusan
Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Mataram tentang
penggunaan terung sebagai bahan pembuatan dodol.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan terung
yang dapat digunakan sebagai pembuatan dodol.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN
TEORITIS
2.1.1. Tinjuan Umum Tentang Dodol
Menurut Made Astawan (1991:52) dodol merupakan suatu jenis makanan
yang mempunyai sifat agak basah sehingga dapat langsung dimakan tanpa
dibasahkan terlebih dahulu (rehidrasi) dan juga cukup kering sehingga dapat
stabil selama penyimpanan.
Jenis dodol bervasiasi tergantung dari bahan dasar yang digunakan,
saat ini dodol lebih dikenal dengan nama daerah seperti di daerah Garut
terkenal dengan dodol Garutnya dan di daerah Kudus terkenal dengan dodol Kudus
atau jenang Kudus. Seiring dengan kemajuan teknologi, sekarang ini dodol dapat
dibuat dari buah-buahan seperti buah apel, pepaya, pisang, nangka, dan lain
sebagainya. Namun, yang paling umum di pasaran adalah dodol dari tepung ketan.
2.1.2 Bahan
Pembuatan Dodol
a. Bahan utama
yang digunakan dalam pembuatan dodol
1) Tepung beras ketan
Tepung beras ketan adalah salah satu jenis tepung yang berasal
dari beras ketan (oryza sativa glutinous) yaitu varietas dari padi (oryza
sativa) famili graminae yang termasuk dalam biji-bijian (cereals) yang
ditumbuk atau digiling dengan mesin penggiling (Widya Damayanti, 2000:47).
Tepung beras ketan memberi sifat kental sehingga membentuk tekstur
dodol menjadi elastis (Hartati Erna, 1996:3). Kadar amilopektin yang tinggi
menyebabkan sangat mudah terjadi glatinasi bila ditambah dengan air dan
memperoleh perlakuan pemanasan. Hal ini terjadi karena adanya pengikatan
hydrogen dan molekul-molekul tepung beras ketan (gel) yang bersifat kental
(Hartati Erna, 1996:3).
Tepung beras ketan mengandung zat gizi yang cukup tinggi yaitu
karbohidrat 80%, lemak 4%, protein 6%, dan air 10%.Ada dua senyawa dalam beras
ketan yaitu amilosa 1% dan amilopekti 99% (Sardjono, 1989:2).
Tepung beras ketan yang digunakan harus baru, berwarna putih
bersih, tidak bau apek, serta bebas dari kotoran, jamur dan serangga (Suyanti
Satuhu dan Sunarmani, 2004:13).
2) Gula
Jenis gula yang digunakan dalam pembuatan dodol yaitu gula pasir
dan gula merah. Gula pasir adalah butiran kecil seperti kristal yang terbuat
dari proses hasil penggilingan tebu (U.S. Wheat Association, 1983:24). Gula
pasir yang digunakan berwarna putih, kering dan tidak kotor. Gula merah
merupakan hasil nira kelapa. Fungsi gula dalam pembuatan dodol yaitu memberikan
aroma, rasa manis, warna coklat pada dodol, sebagai pengawet dan membantu
pembentukan lapisan keras atau tekstur pada dodol (Hartati Erna, 1996:4).
3) Santan kelapa
Santan kelapa adalah cairan
berwarna putih susu yang diperoleh dengan melakukan dengan melakukan pemerasan
daging buah kelapa yang telah diparut dengan penambahan air dalam jumlah
tertentu (Made Astawan, 1995: 74). Santan yang digunakan terdiri dua macam
yaitu santan kental dan santan encer. Santan kental penting dalam pembuatan
dodol, karena banyak mengandung lemak sehingga dihasilkan dodol yang mempunyai
rasa yang lezat dan membentuk testur kalis. Santan encer berfungsi untuk
mencairkan tepung, sehingga terbentuk adonan dan untuk melarutkan gula. Santan
yang digunakan dalam pembuatan dodol diambil dari kelapa yang sudah tua, masih
segar dan bersih.
b. Bahan
tambahan yang digunakan dalam pembuatan dodol
Garam dapur (NaCl)
Garam yang digunakan dalam pembuatan dodol adalah jenis garam
dapur (NaCl). Garam ini berfungsi untuk memantapkan rasa manis pada dodol,
memberikan rasa gurih, menimbulkan rasa lezat dan membantu menghindari
pertumbuhan bakteri sehingga memperpanjang daya simpan.
2.1.3 Resep Asli
Dodol
Resep asli dodol akan disajikan pada tabel 1 berikut ini:
4. Proses Pembuatan Dodol
Prinsip pembuatan dodol meliputi pengolahan bahan, pemasakan,
pencetakan, dan pengemasan.
a. Pengolahan bahan
Pengolahan bahan dimulai dari persiapan bahan, memotong-motong,
sampai-sampai menghacurkan bahan tersebut dan membuay jadi adonan.
b. Pemasakan
Pemasakan mulai dari merebus santan yang dicampur gula dan
bahan-bahan lain sampai mendidih. Setelah santan berminyak, masukkan adonan
tepung sambil diaduk-aduk hingga adonan tercampur rata dan dimasak, permsakan
berlangsung ± 2 jam.
c. Pencetakan
Adonan yang telah dimasak, dicetak ke dalam loyang dan disimpan
selama ± 12 jam.
d. Pengemasan
Pengemasan dilakukan setelah dodol dibiarkan dingin selama satu
malam atau 12 jam, kemudian dipotong-potong dan dikemas.
5. Peralatan yang digunakan
Alat yang digunakan dalam pembuatan dodol harus dalam keadaan bersih dan kering.
Alat yang digunakan dalam pembuatan dodol adalah:
a. Timbangan
Timbangan digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang diperlukan.
b. Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur santan atau cairan yang
dibutuhkan.
c. Baskom
Baskom digunakan sebagai tempat untuk mencampur adonan tepung
ketan dan santan.
d. Pisau
Pisau digunakan untuk menyisir gula merah dan memotong sayuran
buah terung. Pisau yang digunakan adalah pisau yang tahan karat.
e. Wajan
Wajan digunakan untuk tempat adonan dodol waktu dimasak.
f. Blender
Blender digunakan untuk menghancurkan sayuran buah terung.
g. Saringan
Saringan digunakan untuk menyaring santan dan menyaring cairan
gula.
h. Sendok kayu
Sendok kayu ini digunakan sebagai pengaduk adonan dodol selama
pemasakan.
i. Loyang
Loyang digunakan untuk menghamparkan dodol yang sudah masak.
j. Plastik
Plastik digunakan untuk membungkus dodol.
k. Kompor
Kompor digunakan untuk pengolahan dodol yang memerlukan proses
pemanasan dengan api.
6. Kriteria dodol yang baik
Kriteria dodol yang baik sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan Departemen Perindustrian yaitu SNI 01- 2986- 1992 dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Kriteria dodol yang baik berdasarkan
pengamatan dari tabel diatas adalah :
a. Aroma : Aroma khas bahan
yang digunakan dan tidak tengik.
b. Rasa : Rasa pada umumya
manis, gurih dan khas bahan yang digunakan.
c. Warna : Warna pada umumnya berwarna berwarna coklat yang
merupakan warna khas dodol.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dodol
Kualitas dodol dipengaruhi oleh:
a. Penimbangan bahan
Proses penimbangan bahan harus dilakukan dengan ketat dan
menggunakan alat ukur yang standart. Penimbangan bahan yang dilakukan dengan
tidak tepat akan menyebabkan kegagalan dalam pembuatan dodol.
b. Kualitas dan penggunaan
bahan
1) Tepung beras ketan
Tepung beras ketan dipilih tepung yang masih baru, tidak berbau
apek dan bersih, apabila tepung ketan yang digunakan sudah lama dan berbau apek
maka akan berpengaruh terhadap rasa dan aroma dodol.
2) Gula
Gula yang digunakan dalam pembuatan dodol yaitu gula merah. Yang igunakan
adalah yang dipilih gula merah nira pohon kelapa dengan tekstur agak rapuh dan
kering. Gula yang digunakan dalam jumlah yang tepat sesuai dengan ukuran.
Penggunaan gula yang telalu banyak akan menyebabkan warna dodol menjadi coklat
kehitaman dan tekstur menjadi keras. Penggunaan gula yang kurang juga akan
mengakibatkan dodol dengan rasa kurang manis.
3) Santan
Santan dipilih dari kelapa yang sudah tua, santan masih segar dan
bersih. Penggunaan santan sesuai denganukuran. Penggunaan santan yang terlalu
banyak menyebabkan hasil dodol yang lembek dan cepat tengik. Penggunaan santan
yang kurang akan mengakibatkan rasa dodol kurang gurih dan tekstur dodol kurang
kalis.
4) Garam
Garam yang digunakan adalah jenis garam dapur (NaCl) dengan warna
putih, bersih, kering dan butirannya halus. Penggunaan garam juga harus sesuai
dengan ukuran. Penggunaan garam yang terlalu banyak akan menjadi rasa dodol
asin. Penggunaan garam yang kurang akan menyebabkan rasa manis pada dodol
kurang mantap.
c. Cara memasak
Pemasakan dodol harus dilakukan dengan cara pengadukan sesering
mungkin. Pengadukan yang kurang menyebabkan kualitas dodol kurang baik, kurang
rata dan tidak kalis.
d. Lama pemasakan
Lama membuat dodol yaitu kurang lebih dua jam dengan suhu 800C-900C. Apabila pemasakan kurang
lama dan suhu kurang dari 080C maka dodol kurang matang, tekstur tidak kalis, rasa dan aroma hilang.
8. Tinjauan Tentang Terung
Terung termasuk salah satu sayuran buah yang banyak digemari oleh
berbagai kelangan. Seperti jenis sayuran pada umumnya, terung juga merupakan
sayuran yang cukup tinggi kandungan gizinya. Terung termasuk tanaman setahun yang
berbentuk perdu. Batangnya pendek, berkayu dan bercabang. Tinggi tanaman
bervasiasi antara 50-100 cm, tergantung dari jenis dan varietasnya. Permukaan
kulit batang, cabang atau daun tertutup oleh bulu-bulu halus. Daunnya berbentuk
bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya sempit. Bunga terung bentuknya mirip
bintang, berwarna biru atau lembayung cerah sampai warna warna yang lebih
gelap. Buah terung sangat beragam, baik dalam bentuk dan ukuran maupun warna
kulitnya. Dari segi bentuk buah, ada yang bulat, bulat panjang dan setengah
bulat. Warna kulit buah umumnya ungu, hijau keputih-putihan, putih, putih
keungu-unguan, dan hitam atau ungu tua.
Tanaman terung dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi ± 1000 meter di permukaan
laut. Selama 0pertumbuhannya, terung menghendaki keadaan suhu udara antara 22-300C, cuaca panas, dan iklimnya
kering, sehingga cocok ditanam pada musin kemarau. Pada keadaan cuaca panas
akan merangsang dan mempercepat proses pembungaan ataupun pembuahan. Namun,
bila suhu udara tinggi pembungaan dan pembuahan terung akan terganggu, yakni
bunga bunga dan buah berguguran. Buah pertama dapat dipetik bila tanaman telah
berumur 3-4 bulan dari sejak tanam.
Ciri-ciri buah terung siap
panen adalah ukurannya telah maximum dan masih muda (Rahmat Rukmana, 1994:16).
Komposisi kimia terung dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Ada beberapa jenis terung yang sering dijumpai, antara lain
sebagai berikut:
a. Terung Kopek
Ciri-cirinya: buah terung ini bentuknya bulat panjang dengan
bagian ujungnya tumpul, berwarna ungu atau hijau keputih-putihan.
b. Terung Craigi
Ciri-cirinya: buah bentuk bulat panjang dan ujungnya runcing,
berwarna ungu atau ungu muda.
c. Terung Bogor (Terung Kelapa)
Ciri-cirinya: buah berbentuk bulat-besar, berwarna putih atau
hijau keputih-putihan, rasanya renyah dan sedikit getir.
d. Terung Gelatik (Terung Lalap)
Ciri-cirinya: buah berbentuk bulat, ukurannya lebih kecil daripada
Terung Bogor, warna kulit buahnya ungu atau putih keungu-unguan, cita rasanya
renyah dan manis.
9. Jenis terung yang digunakan dalam pembuatan dodol terung
Jenis terung yang digunakan dalam pembuatan dodol terung adalah
jenis terung Kopek. Jenis terung ini mudah didapat dan pada musim panen
hasilnya melimpah. Jenis terung Kopek ini digunakan dalam pembuatan dodol
terung karena rasanya agak manis dan daging buahnya lunak dibanding jenis
terung yang lain.
2.2. PROSES PEMBUATAN DODOL DARI TERUNG
1. Tahap eksperimen
Proses pembuatan dodol dari terung tersebut meliputi 3 tahap
yaitu:
a. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan meliputi:
1) Persiapan alat
Alat-alat yang biasa digunakan dalam pembuatan dodol
terung ini adalah sebagai berikut:
a) Baskom
b) Timbangan
c) Parut
d) Saringan
e) Pisau
f) Gelas ukur
g) Kompor
2) Persiapan Bahan
Bahan yang di gunakan dalam pembuatan dodol terung ini adalah
Terung,tepung ketan, gula merah, gula pasir, santan kelapa,dan garam. Dengan
perbandingan ukuran sebagai berikut :
NO
|
NAMA BAHAN
|
SATUAN
|
1
|
Terung
|
1000 gr
|
2
|
Tepung ketan
|
250 gr
|
3
|
Gula merah
|
500 gr
|
4
|
Gula pasir
|
50 gr
|
5
|
Santan kental
|
250 cc
|
6
|
Santan encer
|
250 cc
|
7
|
garam
|
¼ sdt
|
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan proses pembuatan dodol dari terung melalui
tahap-
tahap sebagai berikut:
1) Terung dikukus kemudian dihaluskan.
2) Bubur terung dicampur dengan tepung ketan.
3) Gula dicairkan dengan santan encer kemudian disaring.
4) Santan kental dididihkan dalam wajan sampai airnya menguap dan
mulai terbentuk minyak.
5) Larutan gula kemudian dimasukkan pada santan kental dan diaduk
sampai terbentuk gulali.
6) Campuran bubur terung dengan tepung ketan dimasukkan sambil
terus diaduk selama 2 jam sampai masak dan tercampur rata.
Untuk skema pembuatan dodol dari terung dapat dilihat pada gambar
2
di bawah ini:
C. Tahap Penyelsaian
Tahap penelsaian meliputi :
1)
Pendinginan
Setelah adonan masak
kemudian dodol dicetak kedalam Loyang dan didinginkan ± 12 jam atau satu malam.
2)
Pemotongan
dan pengemasan
Tahap akhir dalam
pembuatan dodol yaitu pemotongan dan pengemasan. Pemotongan dan pengemasan
dilakukan setelah dodol didinginkan selama satu malam, kemudian dipotong-potong
dan dikemas dengan plastik
BAB
III
Penutup
3.1 kesimpulan
Jenang atau dodol merupakan salah satu
jenis makanan tradisional yang cukup populer di Indonesia. Dodol ini dibuat dicampuran
antara tepung ketan, gula merah, dan santan kelapa yang di didihkan sampai
kental. Makanan ini memiliki rasa manis dan gurih, berwarna coklat, bertekstur
lunak sehingga digolongkan sebagai makanan semi basah. Aneka dodol buah- buahan
seperti dodol nanas, dodol pisang, dodol apel dan sebagainya sudah banyak
dibuat.
Dodol yang dibuat dari bahan terung
kemungkinan dapat menambah keanekaragaman dodol yang telah ada di pasaran.
Selain itu, juga meningkatkan nilai ekonomis terung tersebut.
3.2 Saran
Terung dilihat dari nilai
ekonomisnya sangat murah di pasaran, mudah didapat dan sepanjang tahun ada,
karena jumlah yang melimpah tersebut maka harga terung menjadi sangat murah
yaitu Rp 1500,00 – Rp 2000,00 per kg-nya. harga murah tersebut apabila terung
digunakan sebagai bahan dalam pembuatan dodol nilai ekonomis terung ikut
meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Bambang
Kartika, dkk. 1998. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta
: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM.
Erna
Hartati, dkk. 1996. Pengembangan Teknologi Proses Pembuatan Dodol
Makanan Tradisional Sulawesi Tengah. Departemen Perindustrian
BPPI.
Made
Astawan dan Mita Wahyuni Astawan. 1991 . Teknologi Pengolahan Pangan
Nabati Tepat Guna . Jakarta : CV. Akademika Presindo.
Rahmat Rukmana. 1994. Bertanam Terung.
Yogyakarta : Kanisius.
Satuhu.
S. Sunarmani. 2004. Membuat Aneka Dodol Buah. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Soetasad A Adi, dkk. 2003. Budi Daya Terung
Lokal dan Terung Jepang. Jakarta : Penebar Swadaya.
Suharsimi
Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Widya
Damayanti, dkk. 2000. Aneka Penganan. Surabaya : Trubus
Agrisarana.
Winarno,
F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia.