Powered By Blogger

Selasa, 20 Desember 2011

analisi usaha dan peluang agribisnis buah apel

BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Tingkat konsumsi buah-buahan cenderung meningkat dari tahun ke tahun yang didorong oleh keinginan masyarakat untuk hidup lebih sehat karena kandungan vitamin yang tinggi. Produksi buah-buahan dari tahun 2001-2003 meningkat sebesar 16-17% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2001 tercatat produksi buah mencapai 9.959.032 ton, tahun 2002 menjadi 11.663.517 ton, dan 2003 sebesar 13.551.435 ton (BPS, 2005). Sementara itu konsumsi buah oleh masyarakat meningkat sebesar 2,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Buah-buahan memberikan kontribusi terhadap devisa negara dengan nilai ekspor pada tahun 2003 mencapai US$ 123.157.271 untuk buah segar sebesar US$ 36.418.666 dan buah olahan US$ 86.738.605. 

Produksi buah-buahan di Indonesia melimpah pada saat panen raya.  Demikian pula produksi buah apel.  Setiap panen terdapat buah apel yang masuk kategori berkualitas rendah apabila dipasarkan sebagai buah segar.  Karena tingginya suplai pada musim panen maka harganya pun murah.  Industri pengolahan buah diharapkan dapat meningkatkan nilai tambahnya.  Industri pengolahan buah-buahan dengan teknologi praktis, ekonomis, dan dapat diterapkan pada industri skala kecil-menengah (UKM) diharapkan dapat memberi peluang kepada petani dan pelaku agribisnis lainnya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
Kegiatan guna mendapatkan teknologi pengolahan buah, penyediaan alat, dan peluang penempatan industri pengolahan buah di sentra produksi apel diharapkan menjadi sumbangan bidang iptek dalam mendorong timbulnya industri kecil dan menengah sebagai lapangan kerja yang dapat memberikan penghasilan tambahan bagi petani dan pelaku agribisnis. Salah satu pemanfaatan buah apel yang jumlahnya melimpah saat panen raya adalah dengan mengolahnya menjadi sari buah sebagai produk akhir.






1.2  Tujuan

a)      Untuk Mengetahui Kingdom dari Apel
b)      Manfaat Mengkonsumsi Buah Apel
c)      Penanggulangan Pasca Panen
d)     Untuk Mengetahui Peluang Agribisnis Apel
e)      Mendeskripsi Agribisnis Hulu dan Hilir buah Apel
























BAB II

Tinjauan Pustaka

MAKANLAH apel setiap hari dan tubuh akan terhindar dari penyakit. Demikian makna peribahasa Inggris, "An apple a day keeps the doctor away". Di negara-negara maju, seperti di Amerika dan Eropa, kalimat ini bukan saja sangat populer, tetapi juga diyakini masyarakatnya, dengan mengonsumsi sebutir apel sehari, seseorang akan tetap sehat. Bukan hanya penyakit ringan seperti flu dan diare yang bisa ditangkal dengan apel, tetapi juga kanker, serangan jantung dan stroke. Luar biasa bukan?
Di dalam buah ''meja'' ini terkandung banyak sekali zat yang bersifat mencegah atau menyembuhkan sejumlah penyakit. Tak heran, di berbagai negara maju, termasuk Amerika Serikat diproduksi obat yang disebut pil apel.
 Menurut para ilmuwan, salah satu kandungan zat dalam buah apel mampu mengatasi insomnia. Christoph Hufeland, pakar obat-obatan alamiah, senantiasa menganjurkan pasien insomnia rajin makan apel. Banyak bukti, para penderita insomnia bisa tidur nyenyak setelah mengonsumsi apel. Hal ini dimungkinkan karena dalam buah apel terdapat mineral magnesium plus kalsium yang berkhasiat sebagai obat penenang alami. Dampaknya memang sangat positif, sebab selagi kita tidur, tubuh secara otomatis akan mereparasi seluruh sel yang telah aus, rusak atau yang mati, sehingga peredaran darah lancar dan tubuh menjadi kuat kembali.

Peneliti dari Amerika Prof. Dr. Ancel Keys mengatakan, zat yang terkandung dalam apel mampu mengatur pembagian gula darah dalam tubuh, sehingga orang dapat tidur nyenyak setelah memakannya. Peneliti lain, Dr. Jeffry S. Hyams, berpendapat zat yang terkandung dalam apel mengatur perkembangan bakteri dalam usus, sehingga peredaran darah menjadi lancar dan pertahanan tubuh menjadi kuat.
Sementara Prof. Josef Jagic dari Wina berpendapat, zat yang terkandung dalam apel mampu melarutkan garam dan air yang berlebihan di dalam tubuh. Menurutnya, apel sangat cocok untuk pasien tekanan darah tinggi dan dapat mencegah sakit jantung.

Pemahaman mengenai apel sebagai obat sudah dikenal masyarakat sejak zaman baheula. Hipocrates, seorang dokter dari Yunani pada 460-377 SM, menganjurkan orang yang jantungnya lemah, usus dan ginjalnya bermasalah, supaya rajin makan apel. Para peneliti berpendapat, yang bertanggung jawab terhadap efek menyehatkan dari apel tidak lain adalah antioksidan.
Para dokter dan ahli farmasi sepakat, dalam apel, selain terkandung vitamin juga terdapat zat pektin (serat alami) yang bersifat melindungi tubuh dari infeksi. Pektin adalah senyawa polisaccharida yang bisa larut dalam air dan membentuk cairan kental (jelly) yang disebut mucilage/mucilagines. Cairan ini dapat berfungsi sebagai pelindung yang melapisi selaput lendir lambung dan usus. Dinding lambung dan usus akan terlindungi bila terdapat luka, kuman atau toksin. Pektin juga dikenal sebagai antikolesterol. Bila berinteraksi dengan vitamin C dapat menurunkan kolesterol darah.
Selain itu, pektin juga dapat menyerap kelebihan air dalam usus dan memperlunak feses, serta mengikat dan menghilangkan racun dalam isi usus. Karena itu, secara tidak langsung, apel bisa juga untuk mengobati penyakit mag, lambung dan diare.

Manfaat lainnya, memperlambat reasorpsi dan menyerap lemak serta gula yang muncul setelah mengonsumsi karbohidrat. Karena penyerapan lemak itulah kadar kolesterol turun, penyakit darah tinggi pun dengan sendirinya diredam. Di samping itu buah apel hampir tanpa lemak dan kolesterol, sehingga cocok dimasukkan sebagai menu diet. Keluhan seperti sembelit pada orang diet tidak akan terjadi bila orang tersebut memasukkan apel sebagai bagian dari menunya.

Di Indonesia beredar berbagai jenis apel. Ada apel impor, ada apel lokal. Namun, dari sekian banyak apel, hanya ada satu jenis apel yang diyakini memiliki khasiat obat, yaitu jenis apel romebeauty yang berwarna hijau dengan semburat merah. Apel jenis ini biasa dikenal dengan nama apel Malang. Rasanya memang lebih masam dibandingkan apel jenis lainnya.
            Apel Malang banyak mengandung vitamin seperti vitamin A, B dan C serta mineral seperti belerang, zat besi, klor, fosfor, kalsium, magnesium, natrium, potassium dan silikon. Buah ini bisa digunakan untuk obat batuk, penghancur batu ginjal, melancarkan pencernaan, membersihkan tubuh dari racun dan mengobati peradangan di dalam tubuh.

Apel mengandung 50% lebih banyak vitamin A dibandingkan jeruk. Vitamin ini berfungsi untuk menyembuhkan influenza dan infeksi lainnya. Khasiat lainnya menjaga mata dalam kondisi baik dan mencegah kebutaan.
Apel memiliki kandungan vitamin C dan B yang penting untuk mempertahankan kesehatan saraf. Vitamin C juga merupakan antioksidan dan berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh juga penting untuk pembentukan tulang dan gigi.
Pada tahun 1978, Konowalchuck mempublikasikan artikel berjudul ''Antiviral Effect of Apple Beverages''.
Ia menulis sari buah apel sangat baik diminum untuk melawan berbagai serangan infeksi virus. Dalam buku lain, ''Natural Remedies'', dosis apel yang bisa melindungi tubuh dari virus adalah tiga kali sehari satu buah atau segelas jus apel.
Menurut penelitian US Apple Association pada tahun 1992, diberitakan apel mengandung boron yang membantu tubuh wanita mempertahankan kadar estrogen pada saat menopause. Gangguan penyakit pada saat menopause, seperti ancaman penyakit jantung dan kekeroposan tulang karena berkurangnya hormon estrogen, bisa dicegah dengan boron yang terkandung dalam apel.

Penelitian lain mengungkapkan, apel kaya akan serat, fitokimia dan flavonoid. Bahkan, menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, apel paling banyak mengandung flavonoid dibandingkan dengan buah-buahan lain. Zat ini, menurut laporan tersebut, mampu menurunkan risiko terkena penyakit kanker paru-paru sampai 50%. Fakta ini didukung sebuah penelitian lain di Welsh, Inggris yang menunjukkan konsumsi buah apel secara teratur akan membuat paru-paru berfungsi lebih baik.
Selain itu, ada kabar baik untuk kaum pria, hasil penelitian Mayo Clinic, Rochester di Amerika Serikat yang dimuat dalam jurnal Carcinogenesis pada tahun 2001 membuktikan, kuersetin (quacertin), sejenis flavonoid yang terkandung dalam apel dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker prostat. Kuersetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secara biologis amat kuat. Bila vitamin C memiliki aktivitas antioksidan 1, maka kuersetin memiliki aktivitas antioksidan 4,7.
Fitokimia di dalam apel dapat berfungsi sebagai antioksidan yang melawan kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/LDL) yang potensial menyumbat pembuluh darah. Antioksidan ini dapat mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Pada saat bersamaan, antioksidan akan meningkatkan kolesterol baik (High Density Lipoprotein/HDL) yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung, pembuluh darah dan stroke.

Secara spesifik pada sebuah penelitian awal, terbukti dalam apel ditemukan asam D-glucaric yang bermanfaat mengatur kadar kolesterol. Jenis asam ini mampu mengurangi kolesterol jahat hingga 35%.
Penelitian di Cornell University, AS membuktikan zat fitokimia yang terdapat pada apel bermanfaat menghambat pertumbuhan sel kanker usus sebesar 43%. Fitokimia lain pada apel yang memiliki aktivitas antikanker adalah asam elagat, asam kafeat, asam klorogenat dan glutation (glutathione). Asam elagat berperan sebagai obat antikanker generasi baru, dengan aksi utama melindungi kromosom dari kerusakan dan menghambat aksi dari banyak karsinogen (bahan pencetus kanker), seperti asap rokok (dikenal secara kolektif sebagai polycylic aromatic hydrocarbons dan bahan-bahan kimia beracun seperti benzopyrene). Glutation adalah bahan antikanker yang menangkal efek racun dari logam berat, seperti timah hitam. Zat tersebut juga dapat mengeliminasi pestisida dan bahan pelarut




























BAB III
Pembahasan

A P E L
( Malus sylvestris Mill )


3.1. SEJARAH SINGKAT

Apel merupakan tanaman buah  tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel telah ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini.

3.2. JENIS TANAMAN

Menurut sistematika, tanaman apel termasuk dalam:
1) Divisio : Spermatophyta
2) Subdivisio : Angiospermae
3) Klas : Dicotyledonae
4) Ordo : Rosales
5) Famili : Rosaceae
6) Genus : Malus
7) Spesies : Malus sylvestris Mill

Dari spesies Malus sylvestris Mill ini, terdapat bermacam-macam varietas yang memiliki ciri-ciri atau kekhasan tersendiri. Beberapa varietas apel unggulan antara lain: Rome Manalagi, Anna, Princess Noble dan Beauty, Wangli/Lali jiwo.




3.3 MANFAAT TANAMAN
Apel mengandung banyak vitamin C dan B. Selain itu apel kerap menjadi pilihan para pelaku diet sebagai makanan substitusi.

Apel dijuluki buah terlarang yang sensual dan memiliki daya tarik tersendiri. Lebih dari itu, buah ini punya banyak manfaat untuk kesehatan, yaitu :

3.3.1. Menurunkan kadar kolesterol

Apel dikenal mengandung fitokimia, zat antioksidan yang efektif melawan kolestrol jahat, selain menurunkan kolesterol jahat, apel juga meningkatkan kolesterol baik (HDL). Kandungan pektin dan asam D - glucaric dalam apel berjasa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.

3.3.2. Mencegah kanker dan menyehatkan paru – paru

Zat flavonoid dalam apel terbukti dapat menurunkan resiko kanker paru - paru sampai 50 %. Penelitian dari Cornell University di AS juga menemukan bahwa zat fitokimia dalam kulit apel menghambat pertumbuhan kanker usus sebesar 43 %.

3.3.3. Mencegah penyakit jantung dan stroke

Apel terbukti mencegah serangan stroke. Publikasi penelitian di Finlandia (1996) menunjukkan, orang berpola makan kaya flavonoid mengalami insiden penyakit jantung  lebih   rendah.

3.3.4. Menurunkan berat badan

Sebagai sumber serat yang baik, apel baik untuk pencernaan dan membantu menurunkan berat badan. Apel merupakan camilan yang sangat baik untuk orang yang sedang menurunkan berat badan karena kadar seratnya tinggi, sehingga mencegah rasa lapar datang lebih cepat.


3.3.5. Menjaga kesehatan gigi

Apel juga mengandung tanin, zat yang bermanfaat mencegah kerusakan gigi periodontal. Penyakit gusi ini disebabkan saling menempelnya bakteri pembentuk plak.

3.3.6. Membuat perempuan tetap cantik

Kandungan boron dalam apel terbukti membantu wanita mempertahankan kadar hormon estrogen saat menopause. Mempertahankan estrogen berarti mengurangi gangguan yang disebabkan oleh ketidak seimbangan hormon dikala menopause, misalnya semburan panas, nyeri, depresi, penyakit jantung, osteoporosis.

3.3.7. Melindungi tubuh dari virus flu

Sari apel sangat baik untuk melawan serangan infeksi virus karena stamina dan kekebalan tubuh meningkat berkat konsumsi sari apel itu.



3.4. SENTRA PENANAMAN

Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah dataran tinggi. Sentra produksi apel di adalah Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nongkojajar), Jatim. Di daerah ini apel telah diusahakan sejak tahun 1950, dan berkembang  pesat pada tahun 1960 hingga saat ini. Selain itu daerah lain yang banyak dinanami apel adalah Jawa Timur (Kayumas-Situbondo, Banyuwangi), Jawa Tengah (Tawangmangu), Bali (Buleleng dan Tabanan), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan.
Sedangkan sentra penanaman dunia berada di Eropa, Amerika, dan Australia.


3.5. SYARAT TUMBUH

3.5.1. Iklim

  1. Curah hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah.

  1. Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50-60%   setiap harinya, terutama pada saat pembungaan.
  2. Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C.
  3. Kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%.

3.5.2. Media Tanam

  1. Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, dan struktur tanahnya remah dan gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, dan porositas baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara dan kemampuan menyimpanan airnya optimal.
  2. Tanah yang cocok adalah Latosol, Andosol dan Regosol.
  3. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tanaman apel adalah 6-7 dan kandungan air tanah yang dibutuhkan adalah air tersedia.
  4. Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup.
  5. Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, sehingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka tanah masih layak ditanami.


3.5.3. Ketinggian Tempat

Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl .
3.6. PANEN

3.6.1 Ciri dan Umur Panen

Pada umumnya buah apel dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas dan iklim. Rome Beauty dapat dipetik pada umur sekitar 120-141 hari dari bunga mekar, Manalagi dapat dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar dan Anna sekitar 100 hari. Tetapi, pada musim hujan dan tempat lebih tinggi, umur buah lebih panjang.

Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat masak fisiologis (ripening), yaitu tingkat dimana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak  normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologis buah adalah: ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah segar dan bila ditekan terasa kres.

3.6.2 Cara Panen

Pemetikan apel dilakukan dengan cara memetik buah dengan tangan secara serempak untuk setiap kebun.

3.6.3 Periode Panen

Periode panen apel adalah enam bulan sekali berdasarkan siklus pemeliharaan yang telah dilakukan.

3.6.4 Prakiraan Produksi

Produksi buah apel sangat tergantung dengan varietas, secara umum produksi apel adalah 6-15 kg/pohon.




3.7 PASCAPANEN

3.7.1 Pengumpulan

Setelah dipetik, apel dikumpulkan pada tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung agar laju respirasi berkurang sehingga didapatkan apel yang tinggi kualitas dan kuantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan hati-hati dan jangan ditumpuk dan dilempar-lempar, lalu dibawa dengan keranjang ke gudang untuk diseleksi.


3.7.2 Penyortiran dan Penggolongan

Penyortiran dilakukan untuk memisahkan antara buah yang baik dan bebas penyakit dengan buah yang jelek atau berpenyakit, agar penyakit tidak tertular keseluruh buah yang dipanen yang dapat  menurunkan mutu produk.
              
Penggolongan dilakukan untuk mengklasifikasikan produk berdasarkan jenis varietas, ukuran dan kualitas buah.

3.7..3. Penyimpanan

Pada dasarnya apel dapat disimpan lebih lama dibanding dengan buahan lain, misal Rome Beauty 21-28 hari (umur petik 113-120 hari) atau 7-14 hari (umur petik 127- 141 hari). Untuk penyimpanan lebih lama (4-7 bulan), harus disimpan pada suhu minus 6-0 derajat C dengan precooling  2,2 derajat C.






3.8.GAMBARAN/PROSPEK PELUANG AGRIBISNIS

Dari segi agribisnis, apel tergolong tanaman yang sangat komersial. Hal ini didukung oleh beberapa alasan yaitu:
  1. iklim: Apel merupakan tanaman yang selektif. Artinya apel merupakan tanaman yang hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada daerah-daerah tertentu yang iklimnya menunjang. Di dunia tanaman apel banyak diproduksi oleh negara-negara empat musim, sedangkan didaerah tropis hanya beberapa daerah yang berhasil misalnya Malang.
  2. Pasar apel Indonesia; selama ini pasar apel Indonesia dipenuhi melalui impor dari negara-negara Eropa dan Australia. Sejak bekembangnya apel di Indonesia pasar ini sedikit demi sedikit diambil alih oleh produksi dalam negeri. Hal ini dapat dilihat data BPS yang menunjukkan peningkatan produksi apel nasional 7.303.372 ton (1984) menjadi 9.046.276 ton (1988) atau meningkat 17,5%. Target akhir adalah pemenuhan konsumsi nasional dan ekspor.
  3. Faktor lain; yaitu pengembangan apel sebagai komoditi agrowisata dan pengembangan makanan olahan dari apel seperti jenang apel dan jelli apel.


            DESKRIPSI AGRIBISNIS HULU

Agribisnis hulu merupakan bisnis usaha tani yang berada pada awal dari sistem usaha ini. Dimana dalam hal ini berperan menghasilkan bahan baku untuk usaha pengolahan selanjutnya. Dalam hal pengkajian usaha bisnis apel malang ini, agribisnis hulu terletak pada usaha budidaya tanaman apel sebagai aspek budidaya pertanian. Ada beberapa hal yang dapat dikaji dalam budidaya tanaman apel ini untuk mengetahui manajemen agribisnis yang diterapakan, yakni bahan baku bibit, pupuk, obat, lahan, tenaga kerja, proses produksi, nilai tambah, harga, aspek pemasaran, konsumsi rumah tangga, bahan baku industri, kelayakan konomi serta kelayakan financial.


  1. Bahan Baku Produksi

Lahan yang digunakan dalam budidaya apel ini seluas 0.164 ha lahan sawah dan 0.2 ha lahan tegalan. Lahan yang dimiliki merupakan lahan sewaan yang disewa sebesar Rp. 1.000.000 per tahun. Selain lahan, bahan baku yang lain yakni bibit, pupuk, dan obat. Dalam usaha ini bibit didapatkan dari hasil perbanyakan sendiri namun karena hasil perbanyakan ini belum mencukupi kebutuhan maka bibit juga di dapatkan dengan membeli sebesar Rp.3.500 per tanaman, dalam satu kali periode panen, petani ini membutuhkan 400 bibit tanaman sehingga pengeluaran untuk bibit ini sebesar Rp.1.400.000. Pupuk yang dipakai dalam budidaya apel ini adalah pupuk kandang, KCL, TSP, dan urea yang penggunaannya pada saat pengolahan lahan dan perawatan tanaman. Nilai kuantitas dan pengeluaran untuk pupuk ini akan tersaji dalam analisa biaya. Untuk kebutuhan obat, petani membutuhkan pengeluaran berupa pestisidia kimia, sekali lagi mengenai besarnya kuantitas dan nominal untuk pestisida kimia tersaji dalam analisa biaya.

  1. Tenaga Kerja

Dalam hal ini, tenaga kerja dibutuhkan dari awal proses produksi mulai dari pengolahan tanah hingga pemanenan dan pengemasan. Ada beberapa jenis tenga kerja yang digunakan yakni petani tetap yang berperan dalam proses budidaya secara langgsung dan mendapatkan upah yang tetap, dan petani lepas yang berperan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses budidaya, pemanenan, dan pengemasan yang dibayar upah secara honorer. Mengenai besarnya jumlah tenaga kerja dan kuantitas upah, praktikan tidak mendapatkan data tersebut.
Analisa tentang tenaga kerja dan bahan baku berpengaruh terhadap nilai tambah, dimana jika dalam usaha tersebut kekurangan bahan baku atau dibutuhkan tenaga kerja tambahan maka diperlukan adanya penambahan biaya, begitu juga jika adanya niat perluasan usaha maka dibutuhkan pula penambahan bahan baku dan tenga kerja





c. Pemasaran

Buah apel dikemas dengan peti kayu/bahan lain yang sesuai dengan berat bersih maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain : nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, daerah asal.Kemasan yang digunakan adalah kardus dengan ukuran 48 x 33 x 37 cm dengan berat 35 kg buah apel. Dasar dan diatas susunan apel perlu diberi potongan kertas dan disusun miring (tangkai sejajar panjang kotak). Dasar kotak diisai 3-3 atau 2-2 atau berselang 3-2 saling menutup ruang antar buah.
Setelah dipetik, apel dikumpulkan pada tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung agar laju respirasi berkurang sehingga didapatkan apel yang tinggi kualitas dan kuantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan hati-hati dan jangan ditumpuk dan dilempar-lempar, lalu dibawa dengan keranjang ke gudang untuk diseleksi. Penyortiran dilakukan untuk memisahkan antara buah yang baik dan bebas penyakit dengan buah yang jelek atau berpenyakit, agar penyakit tidak tertular keseluruh buah yang dipanen yang dapat menurunkan mutu produk. Penggolongan dilakukan untuk mengklasifikasikan produk berdasarkan jenis varietas, ukuran dan kualitas buah.
Pada dasarnya apel dapat disimpan lebih lama dibanding dengan buahan lain, misal Rome Beauty 21-28 hari (umur petik 113-120 hari) atau 7-14 hari (umur petik 127- 141 hari). Untuk penyimpanan lebih lama (4-7 bulan), harus disimpan pada suhu minus 6-0 derajat C dengan precooling 2,2 derajat C. Kemasan yang digunakan adalah kardus dengan ukuran 48 x 33 x 37 cm dengan berat 35 kg buah apel. Dasar dan diatas susunan apel perlu diberi potongan kertas dan disusun miring (tangkai sejajar panjang kotak). Dasar kotak diisai 3-3 atau 2-2 atau berselang 3-2 saling menutup ruang antar buah. Setelah dilakukan pemasaran, produk dijual di pasar tradisional maupun pusat oleh-oleh dan menjadi bahan konsumen rumah tangga untuk dikonsumsi sehari-hari atau dijual pada distributor untuk bahan baku industri selanjutnya, baik home industri maupun agro industri. Pada sektor ini telah termasuk dalam aspek industry hilir.



d. Kelayakan ekonomi dan kelayakan financial

Analisa biaya produksi budidaya apel malang skala 1 hektar masa tanam 1 tahun:
1.Sewa lahan 1 tahun @ Rp. 1.000.000,-
2. Bibit 400 tanaman @ Rp. 3.500,- Rp. 1.400.000,-
3. Pupuk kandang 67 m3 @ Rp. 15.000,- Rp. 1.005.000,-
4. Pupuk Urea 80 kg @ Rp. 1.410,- Rp. 112.800,-
5. Pupuk SP 36 65 kg @ Rp. 2.055,- Rp. 133.575,-
6. Pupuk KCl 26 kg @ Rp. 2.550,- Rp. 66.300,-
7. Pupuk daun 10 liter Rp. 540.000,-
8. Obat dan Pestisida Rp. 3.000.000,-
9. Peralatan
- Cangkul 20 buah @ Rp. 15.000,- Rp. 300.000,-
- Sprayer 3 buah @ Rp. 300.000,- Rp. 900.000,-
- Gunting Pangkas 5 buah @ Rp. 50.000,- Rp. 250.000,-
10. Tenaga tetap 1 orang Rp. 960.000,- Rp. 5.760.000,-
11. Tenaga honorer 15 orang @ @ 20.000,- RP. 3.600.000
Total Biaya Produksi sebesar Rp.18.665.000,- Total Pendapatan sebesar Rp. 25.375.000,-Keuntungan sebesar Rp.6.710.000,- B/C ratio = 1
Hal ini berarti bahwa bila petani menanam apel lebih dari skala minimum tersebut, petani telah mendapatkan keuntungan. Dari segi kelayakan ekonomi, usaha ini layak untuk diusahakan dan dikembangkan, dan dari segi kelayakan financial, usaha ini menguntungkan.











3.10 DESKRIPSI AGRIBISNIS HILIR

Agribisnis hilir merupakan bisnis usaha tani yang berada pada tahap kedua atau selanjutnya dari sistem usaha ini. Dimana dalam hal ini berperan mengolah bahan baku yang telah didapatkan dari industry hilir untuk usaha selanjutnya yang bernilai komersil. Dalam hal pengkajian usaha bisnis olahan apel malang ini, agribisnis hilir terletak pada usaha pengolahan apel malang menjadi produk lainnya seperti kripik apel, dodol atau jenang apel, dan sari apel . Ada beberapa hal yang dapat dikaji dalam pengolahan apel ini untuk mengetahui manajemen agribisnis yang diterapakan, yakni prsose produksi, agro industry, home industry, tenaga kerja, nilai tambah, harga, aspek pemasaran, kelayakan ekonomi serta kelayakan financial.


  1. Proses Produksi

Proses produksi pengolahan apel malang pada prinsipnya merupakan pengolahan semi teknologi, sebab dalam prosesnya tidak semua menggunakan mesin juga menggunakan cara manual atau kerja manusia. Ada beberapa produk olahan buah-buahan dari usaha ini,namun yang bersektorkan pada bahan baku buah apel adalah kripik apel, dodo apel dan sari apel. Usaha ini beskala home industry (industry rumahan). Pada industry hilir ini, selain industry rumahan juga ada usaha yang berskala agro industry, namun pda kesempatan ini praktikan akan menjelaskan mengenai industry rumahan pengolahan apel.
Pada proses pembuatan sari apel, pada awalnya dilakukan sortasi buah yang tidak busuk dan rusak, mencucinya dengan air yang mengalir, serta memotong-motong menjadi bagian- bagian kecil setebal kurang lebih 1 cm menggunakan mesin pemotong sederhana. Merebus apel tersebut dalam air mendidih selama 15 menit, kemudian pisahkan ampas buah, sambil mengaduk masukkan gula sedikit demi sedikit dan caramel sesuai warna yang diinginkan, memasukkan asam sitrat serta benzoate. Lakukan penyaringan menggunakan mesin filling yang suhunya tetap terjaga 800C. dan langkah akhir dilakukan pengemasan.
Pada proses pembuatan keripik apel, pengolahannya dilakukan lebih sederhana dibandingkan pembuatan sari apel. Dimana apel yang sudah disortasi dicucui bersih dan dipotong tipis-tipis menggunakan mesin pemotong sederhana. Merendam irisan apel tersebut dalam larutan sorbitol selama 10 menit. Setelah ditiriskan, irisan apel tersebut igoreng dalam penggoreng vacuum selama 45 menit, tiriskan minyak menggunakan spiner dan dilakukan pengemasan.
Pada proses pengolahan dodol apel atau jenang apel, setelah apel dipotong tipis-tipis menggunakan alat pemotong dan dicuci berih, mengkukus apel selama 15 menit untuk mencegah perubahan menjadi cokelat. Potongan tersebut diblender sampai menjadi bubur, mencampurkan santan, tepung ketan, dan tepung terigu aduk sampai rata hingga terbentuk adonan. Adonan dimasukkan dalam wajan dicampurkan vanili, gula pasir, margarine, dan pewarna makanan. Tunggu adonanan dingin dan sedikit mengeras, potong-potong kemudian dikemas.


  1. Tenaga Kerja

Dalam hal ini, tenaga kerja dibutuhkan dari awal proses produksi mulai dari pengolahan produk dan pengemasan. Ada beberapa jenis tenaga kerja yang digunakan yakni tenaga kerja tetap yang berperan dalam proses pengolahan secara langsung dan mendapatkan upah yang tetap, serta tenaga kerja lepas (TKL) yang berperan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengolahan, dan pengemasan yang dibayar upah secara honorer. Mengenai besarnya jumlah tenaga kerja dan kuantitas upah, praktikan tidak mendapatkan data tersebut.
Analisa tentang tenaga kerja dan bahan baku berpengaruh terhadap nilai tambah, dimana jika dalam usaha tersebut kekurangan bahan baku atau dibutuhkan tenaga kerja tambahan maka diperlukan adanya penambahan biaya, begitu juga jika adanya niat perluasan usaha maka dibutuhkan pula penambahan bahan baku dan tenga kerja.


  1. Pemasaran

Setelah dilakukan proses pengolahan dan pengemasan apel tersebut, selanjutnya dalam aspek pemasaran dilakuakn pemasaran dalam pasar domestic maupun ekspor. Untuk dalam daerah jawa timur, dilakukan distribusi melalui toko oleh-oleh, pasar tradisional, dan supermarket. Sedangkan daerah lainnya seperti Jakarta, Bandung, Kalimantan, dan Sulawesi administrasi pemasarannya melalui distributor langganan dan agen-agen besar yang dilakukan kerjasama secara komperensif. Untuk skala ekspor, pemasran melaui distributor resmi ke Negara Papua Barat (Irian jaya).


  1. Kelayakan ekonomi dan kelayakan financial

Analisa biaya variable produksi sari apel malang per liter:
1. Apel 1 kg Rp.3.500,-
2. Air suling 10 liter
3. Gula pasir 1 kg Rp. 10.000,-
4. Asam sitrat Rp. 29.000,-
5. Na-Benzoat Rp.35.000,-
6. Karamel Rp. 20.000,-
Analisa biaya variable produksi dodol apel malang per ½ kg:
1. Apel manalagi ½ kg Rp. 3.000,-
2. Tepung ketan Rp. 5.000,-
3. Tepung terigu Rp. 8.000,-
4. Margarine Rp.35.000,-
5. Vanili Rp. 10.000,-
6. Santan Rp.8.000,-
Analisa biaya produksi variable kripik apel malang per 5 bungkus/ 5 kg :
1. Apel manalagi 4 kg @ Rp.6000,- Rp.24.000,-
2. Sorbitol Rp.20.000,-

Total Biaya Produksi per liter atau per kg sebesar Rp.210.500 Total Pendapatan sebesar Rp.450.000 ,-Keuntungan sebesar Rp.239.500,- B/C ratio = 1
Hal ini berarti bahwa bila pembisnis mengolah apel lebih dari skala minimum tersebut, pembisnis telah mendapatkan keuntungan. Dari segi kelayakan ekonomi, usaha ini layak untuk diusahakan dan dikembangkan, dan dari segi kelayakan financial, usaha ini menguntungkan.



3.11. STANDAR PRODUKSI

3.11.1.Ruang Lingkup

Standar produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan.

3.11.2.Klasifikasi dan Standar Mutu

Standar mutu yang selama ini berlaku:
a) Grade A = 15,9% (31-4 buah/kg)
b) Grade B = 45,2% (5-7 buah/kg)
c) Grade C = 29,6% (8-10 buah/kg)
d) Grade D = 7,0% (11-15 buah/kg)



















BAB VI

Penutup

Produksi buah-buahan di Indonesia melimpah pada saat panen raya.  Demikian pula produksi buah apel.  Setiap panen terdapat buah apel yang masuk kategori berkualitas rendah apabila dipasarkan sebagai buah segar.  Karena tingginya suplai pada musim panen maka harganya pun murah.  Industri pengolahan buah diharapkan dapat meningkatkan nilai tambahnya.  Industri pengolahan buah-buahan dengan teknologi praktis, ekonomis, dan dapat diterapkan pada industri skala kecil-menengah
(UKM) diharapkan dapat memberi peluang kepada petani dan pelaku agribisnis lainnya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.


Kegiatan guna mendapatkan teknologi pengolahan buah, penyediaan alat, dan peluang penempatan industri pengolahan buah di sentra produksi apel diharapkan menjadi sumbangan bidang iptek dalam mendorong timbulnya industri kecil dan menengah sebagai lapangan kerja yang dapat memberikan penghasilan tambahan bagi petani dan pelaku agribisnis. Salah satu pemanfaatan buah apel yang jumlahnya melimpah saat panen raya adalah dengan mengolahnya menjadi sari buah sebagai produk akhir.

Aspek mutu dan keamanan pangan merupakan masalah utama dalam produksi dan pemasaran buah-buahan, khususnya terkait dengan kepedulian konsumen terhadap mutu dan kesehatan yang terus meningkat.  Secara spesifik dapat disebutkan bahwa buah-buahan Indonesia umumnya mempunyai masalah dalam hal mutu yang tidak konsisten dan tingkat kontaminan yang diduga cukup tinggi. Penerapan teknologi produksi dan penanganan pascapanen yang seadanya, mengakibatkan inkonsistensi mutu tersebut












DAFTAR PUSTAKA

1)      Keys Ancel, 1990, Cornell University
2)      Notodimedjo. Soewarno, 1995, “Budidaya Tanaman Hortikultura Khususnya Tanaman Buah-Buahan, Fak. Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
3)      Soelarso. R bambang, 1996, Budidaya Apel, Kanisius, Yogyakarta.
4)      Sunarjono. Hendro, 1987, ILMU Produksi Tanaman dan Buah-Buahan, Sinar Baru, Bandung.
5)      Widyastuti. YE dan Paimin. FB, 1993, Mengenal Buah Unggul Indonesia, PT. Penebar Swadaya dan Trubus, Jakarta.
Jakarta, Februari 2000 Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar